Operasi pembebasan MV Sinar Kudus yang dibajak oleh perompak Somalia
Kapal MV Sinar Kudus milik PT Samudra Indonesia (persero) dibajak perompak Somalia pada tanggal 16 Maret 2011 dan membawa 20 ABK. Kapal berbobot 8.911 ton itu membawa feronikel dari Pomalaa Sulawesi Tenggara dengan tujuan Belanda. Ketika dibajak, MV Sinar Kudus berada di Perairan Somalia tepatnya di sekitar 350 mil laut tenggara Oman.
Akhirnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membeberkan seputar operasi pembebasan sandera Kapal MV Sinar Kudus dari tangan perompak Somalia.
Presiden membantah bahwa pemerintah tidak bersikap tegas dalam menyikapi pembajakan itu. Bahkan menurut SBY, operasi penyerangan garis pantai telah disiapakan untuk membebaskan para sandera.
"Orang pada ribut, kita dianggap diam saja, mereka bilang mana harga diri kita. ini ini, mana itu. Padahal tidak mungkin saya mengatakan sudah berangkat seminggu yang lalu. kekuatan segini sekarang posisisnya disini, " ujar SBY dengan nada tinggi, saat menerima kedatangan Satgas Merah Putih pembebasan 20 ABK MV Sinar Kudus, di Markas Kolinlamil, Tanjung Priok Jakarta, Ahad (22/5).
Operasi khusus seperti itu, lanjut SBY, membutuh kecepatan dan serangan yang mendadak . Oleh karena itu jika seluruh informasi diobral maka itu seperti memberi tahu kepada musuh.
"Kita dikejar pers, pengamat, politisi, saya bilang jangan dibocorkan. Tidak mungkin operasi militer itu diberitahukan kapan waktunya, tempatnya itu, lautnya begini, kekuatann begini sama saja setor nyawa," kata SBY menegaskan.
Rapat pembebasan ABK MV Sinar Kudus dilakukan setelah adanya informasi pembajakan. Rapat dimulai tanggal 18 Maret dan kemudian berlanjut kepada pertemuan berikutnya. Setidaknya, menurut SBY ada lima kali rapat terbatas. Awalnya opsi militer itu hanya menerjunkan dua jenis Kapal Perusak, KRI Yos Sudarso 353 dan KRI Halim Perdana Kusuma 355. Seiring dengan pertimbangan keselamatan. pemerintah kemudian menambah kekuatan pasukan dengan jenis Kapal LPD, KRI Banjarmasin.
Sehingga secara keseluruhan selain kapal tersebut, juga terdapat Helikopter, tank, dan kapal Sea Raider. Termasuk didalamya Satuan khusus angkatan laut (Denjaka Marinir), satuan khusus angkatan darat (Kopasus) dan elemen khusus udara.
Sekedar catatan Satgas Merah Putih, terdiri atas, beberapa satuan. Pertama Satgas Merah Putih dibawah Laksamana Ahmad Taufiqoerachman berjumlah 480 personel terdiri atas para ABK dari dua KRI.
Pasukan terdiri dari Kopaska, Denjaka Korps Marinir, Sandi Yudha Kopasus, Kostrad dengan Alutistas dua KRI, satu helikopter BO-105 dan empat sea raider. Kemudian awak TNI AU dengan kru 16 personei dibawah pimpinan Kapten pilot Letkol Penerbangan Renard Siregar sebagai angkutan penerbangan Satgas Merah Putih.
Ketiga angkatan personel pasukan penguatan Satgas Merah Putih dibawah Mayjen Alfan Baharudin yang berjumlah 488 personel yang terdiri dari ABK dan Kopaska dengan alutista KRI Banjarmasin, satu helikopter, tujuh Sea Raider, dan beberapa alat tempur lain. Kemudian terakhir Satgas Intel gabungan sebanyak 15 orang.
Pimpinan Satgas, Laksamana Ahmad Taufiqoerachman mengatakan dalam perjalanannya , Kapal Sinar Kudus hendak dibajak kembali oleh para perompak. Namun anggota TNI yang berada disana semuanya telah sigap. Sehingga para perompak berhasil dilumpuhkan.
"Ada tiga orang kita tembak, dan satu tenggalam. Satu diantaranya menggunakan baju Mualim kapal sinar kudus. Kita simpulkan mereka adalah perompak sinar kudus,"jelasnya.
Tidak hanya itu, setelah kapal bertolak dari Oman, pasukan TNI juga berhasil menyelamatkan satu kapal tangker milik Uni Emirat Arab. "Kita mendengar teriakan dan kita langsung menuju lokasi untuk menyelamatkan kapal tersebut," jelasnya.
MV Sinar Kudus telah lepas dari tangan perompak Somalia setelah tebusan miliaran rupiah dibayarkan. TNI yang memantau pembebasan itu menghabisi 4 perompak Somalia saat kapal kargo itu telah memasuki perairan internasional.
☠ Kronologi
Berikut kronologi pembebasan MV Sinar Kudus yang disampaikan oleh Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono dalam jumpa pers di Puspen Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (2/5/2011).
Tanggal 16 Maret 2011
MV Sinar Kudus dibajak. Selanjutnya digunakan sebagai kapal induk pembajak untuk beroperasi ke utara sampai Teluk Oman.
Tanggal 17 Maret
Presiden SBY menerima laporan soal pembajakan MV Sinar Kudus.
Tanggal 18 Maret
Pukul 11.00 WIB
Presiden memberikan perintah langsung operasi pembebasan terhadap ABK MV Sinar Kudus.
Pukul 14.00 WIB
Rapat khusus Kemenko Polhukam untuk membahas alternatif pembebasan. Hasilnya yakni negosiasi terus dijalankan dan operasi militer disiapkan.
Pukul 19.00 WIB,
Diputuskan untuk bertindak :
Pertama, membebaskan kapal dengan operasi khusus bila kapal Sinar Kudus di tengah laut.
Kedua, menyiapkan rencana cadangan bila kapal telah turun jangkar di wilayah Somalia dengan mempelajari perkembangan.
Tiga, mengirimkan 2 kapal fregat dan pasukan khusus.
Tanggal 19 Maret
Panglima TNI menerima persetujuan dari Presiden tentang kekuatan yang akan dilibatkan yakni terdiri dari 2 kapal fregat, 1 helikopter, pasukan khusus dari marinir, Kopassus, dan Kopaska.
Tanggal 20 Maret
Penyiapan kapal dan pasukan.
Tanggal 21 Maret
Paparan rencana operasi dan menerima keputusan Presiden.
2 fregat dan heli diberangkatkan dari Jakarta.
Pasukan khusus dari Jakarta menggunakan pesawat TNI AU dan bergabung dengan kapal di Colombo.
Komando dari keputusan 'go' atau 'no go' dari Presiden.
Pembebasan dilakukan saat kapal sedang berlayar.
Tanggal 23 Maret
Pukul 18.00 WIB
2 fregat dan helikopter berangkat dari Jakarta.
Tanggal 29 Maret
2 Kapal KRI tiba di Colombo, pasukan khusus yang datang dengan pesawat bergabung ke kapal KRI dan bekal ulang logistik. Konon kedatangan ke Colombo bocor karena media di luar negeri memberitakan kedatangan pasukan Indonesia di dunia maya.
KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355 tiba di pelabuhan Colombo, Sri Lanka disambut perwira AL Sri Lanka. Kedua frigate dikirm ke Laut Arab untuk membebaskan awak kapal MV Kudus yang disandera perompak Somalia. (Foto: Sri Lanka Navy)
KRI Yos Sudarso saat singgah di pelabuhan Colombo, Sri Lanka. (Foto: Sri Lanka Navy)
Tanggal 30 Maret
2 fregat berangkat dari Colombo ke Somalia. Informasi terakhir yang diterima kala itu, MV Sinar Kudus telah turun jangkar di perairan Somalia. Namun ada kemungkinan masih digunakan sebagai kapal induk.
Tanggal 4 April
Pasukan Gugus Tugas tiba di Somalia dan pengumpulan data dan rencana cadangan yakni :
Pertama, hasil deteksi dari helikopter yang diterbangkan dilaporkan ada 8 kapal negara lain yang dibajak.
Kedua, belum ada negara lain yang membebaskan sandera saat saat kapal telah turun jangkar.
Ketiga, pada umumnya ABK yang disandera sering dipindah dan jumlahnya di kapal tidak lengkap.
Keempat, setiap kapal yang dibajak dijaga pasukan keamanan.
Kelima, ada 15-20 kelompok perompak yang terorganisir. Yang setiap kelompoknya terdiri dari 30 anggota.
Keenam, kapal-kapal di turun jangkarnya di kota yang mayoritas perompak. Tidak ada akses langsung untuk melaporkan perkembangan setiap saat.
Tanggal 6 April
Satgas ke Pelabuhan Oman, Salalah, untuk bekal ulang logistik.
Tanggal 12 April
Antisipasi Sinar Kudus keluar dari perairan Somalia.
Tanggl 13 April
Negosiasi mendapatkan titik terang yakni penindakan disesuaikan dengan tebusan. Harus dipastikan mendapat jaminan keselamatan ABK. Kemudian pada saat pelepasan akan dilaksanakan tindakan militer terhadap perompak.
Tanggal 18 April
Rapat terbatas di Bogor untuk menyelamatkan sandera lalu pengejaran terhadap perompak yakni dengan operasi militer. Selain itu aksi serentak dengan kekuatan 1 LPD, 1 heli, Kopassus, Kostrad, Marinir serta pelibatan Sandi Yudha pimpinan Dankormar.
Tanggal 21 April
Penambahan kekuatan diberangkatkan dari Surabaya ke Jakarta menuju Somalia.
Tanggal 27 April
Presiden mencermati kebijakan dan permintaan bebaskan dan selamatkan ABK, laksanakan aksi militer terhadap elemen perompak, mengawal MV Sinar Kudus sampai ke Oman.
Tanggal 28 April
Rencana pengantaran uang tebusan dibatalkan karena ada pimpinan perompak menaikkan jumlah yang disepakati.
Tanggal 30 April
Pengantaran uang tebusan menggunakan pesawat dispanser. Tebusan dibawa ke MV Sinar Kudus untuk dicek asli atau tidak. Lalu dibagi ke perompak, investor, tokoh informal 10 persen, dan penjaga 10 persen. Perhitungan dilakukan di kapal hingga malam.
Tanggal 1 Mei
Paginya, perompak turun dari MV Sinar Kudus. Setelah tidak ada lagi perompak, baru dilakukan aksi tindakan militer pengamanan untuk melakukan pengejaran perompak. Karena perompak tahu tindakan itu, perompak ikut menyerang. Akhirnya terjadi baku tembak.
Terjadi kontak tembak, setelah Satgas Merah Putih melakukan operasi militer pembebasan kapal MV Sinar Kudus. 4 Perompak terkena tembakan dan jatuh ke laut. Tidak ditemukan mayatnya di laut. Hanya speedboatnya yang berhasil ditemukan dan dibawa ke Indonesia.
Tiga sea rider yang membawa Satgas Merah Putih Penanggulangan Teror TNI menyergap perahu milik perompak Somalia. (Foto: ANTARA/Dok. Kormar/Spt/11)
speedboat perompak dibawa pulang
Setelah itu, TNI mengecek keamaan MV Sinar Kudus dan sterilisasi perompak dan bahan peledak. Setelah diketahui aman, kapal dibawa ke Oman dikawal dengan 2 fregat.
Kapal MV Sinar Kudus dikawal 2 KRI menuju Indonesia
Tanggal 4 Mei
Satgas, kapal LPD (Landing Platform Deck), dan pihak militer lainnya melakukan konsolidasi di Oman.
Dengan adanya kejadian ini, lanjut Agus, setiap kapal yang melintasi daerah rawan, akan dikawal 2 fregat. Untuk pembebasan MV Sinar Kudus ini, opsi nego dan operasi militer sudah direncanakan sehingga penyelamatan bisa dilakukan sebaik-baiknya.
"Kami berterima kasih kepada para prajurit karena semua kegiatan sudah kita laksanakan sesuai tahapan-tahapan," ungkapnya.
Satgas Merah Putih merapat dengan LCVP dari LPD Banjarmasin ke Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta setelah sebulan bertugas di perairan Somalia
Tanggal 23 Mei 2011
SATUAN Tugas Pembebasan MV Sinar Kudus yang telah disandera perompak Somalia selama hampir satu bulan lebih, kembali ke Indonesia. Satgas dengan sandi Merah Putih ini diterima langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Tanjung Priok Jakarta, Minggu (22/5).
Upacara penyambutan diawali dengan kehadiran dua “sea riders” yang memiliki kapasitas 15 personel. Dilanjutkan dengan LCVP kendaraan air untuk mendukung penurunan personel yang mendukung operasi pembebasan. Kemudian dihadirkan tiga kapal perang Indonesia yang terlibat dalam operasi pembebasan MV Sinar Kudus KRI Yos Sudarso, KRI Abdul Halim Perdanakusuma dan KRI Banjarmasin.
SBY yang didampingi Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dan tiga kepala staf angkatan serta beberapa menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, menyatakan bangga atas keberhasilan Satgas Merah Putih dan Duta Samudra I/2011 dalam membebaskan kapal niaga MV Sinar Kudus dari tangan perompak Somalia.
“Atas nama negara, atas nama pemerintah dan atas nama pribadi saya ucapkan terima kasih dan penghargaan pada para prajurit, baik perwira, bintara maupun tamtama yang telah berhasil mengemban tugas negara yang penuh risiko dan ketidakpastian,” kata SBY.
SBY juga mengatakan telah melihat video proses pembebasan yang dilakukan Satgas Merah Putih dan Satgas Duta Samudra I/2011 yang memperlihatkan proses pembebasan memiliki tingkat risiko yang tinggi, baik karena faktor cuaca dan medan operasi.
“Saya juga menyaksikan melalui video, bagaimana seorang Kolonel atau Letkol terjun langsung menggunakan `sea riders` untuk mendukung proses pembebasan kapal Sinar Kudus, yang seharusnya cukup dilakukan oleh seorang Sersan,” kata Presiden bangga, sambil meminta perwira dimaksud untuk memperlihatkan diri.
Presiden mengungkapkan, sejak kali pertama mendengar kabar MV Sinar Kudus dibajak, dirinya langsung melakukan langkah-langkah penyelamatan.
“Tidak kurang dari lima kali rapat kabinet membahas beberapa opsi yang dapat dilakukan untuk pembebasan kapal dan 20 ABK dengan selamat,” katanya.
Presiden mengemukakan, untuk membebaskan kapal Sinar Kudus yang disandera perompak Somalia selama hampir 46 hari, Pemerintah menetapkan tiga opsi yakni menyelamatkan 20 ABK, pembebasan kapal dan setelah ABK serta kapal berhasil diselamatkan maka dilakukan penindakan terhadap para perompak.
“Semua proses itu saya saksikan melalui video. Jadikan semua itu pelajaran, baik dari segi operasi logistik, proyeksi kekuatan, operasi intelijen, diplomasi dan pola satuan tugas. Sekali lagi saya bangga,” tutur SBY.
SBY juga mengaku terpaksa menahan diri bicara selama dua bulan, untuk mendukung keberhasilan operasi pembebasan kapal MV Sinar Kudus yang disandera perompak Somalia selama hampir 46 hari. SBY mengaku tak perduli dengan banyak komentar, banyak kritik, banyak ulasan dirinya yang memilih diam saat itu.
“Sekali lagi, operasi khusus seperti itu memerlukan kerahasiaan, memerlukan keamanan, pelaksanaanya memerlukan kecepatan, dan juga pendadakan.
Oleh karena itu, kalau kita obral apa yang akan dan sedang kita lakukan, maka sama saja kita memberi tahu musuh, lawan, untuk setiap saat bisa menggagalkan operasi kita dan bisa menghancurkan satuan kita sendiri,” kata SBY, lagi.
SBY juga mengungkapkan, Satgas dibekali dengan persenjataan lengkap untuk melangsungkan operasi militer. Hanya, takdir menggariskan lain. Pemilik kapal memilih membayar tebusan.
Ketika dibajak, MV Sinar Kudus berada di Perairan Somalia tepatnya di sekitar 350 mil laut tenggara Oman. Kapal MV Sinar Kudus dibebaskan dengan membayar tebusan disertai operasi militer bersandikan “Merah Putih” pimpinan Kolonel Laut (P) M. Taufiqurochman. Atas keberhasilannya membebaskan seluruh ABK, Kolonel Laut Pelaut Ahmad Taufiquerachman diberikan kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi menjadi Laksamana Pertama TNI.
Presiden juga memberikan tanda jasa Santi Dharma masing-masing kepada Letkol Infanteri Sabri Danyton Ban Sat 801 Gultor, Kolonel Marinir Suhartono, Danden Jaka dan Letkol Penerbang Ronald R Siregar pilot Boeing 474 400 yang bertugas dalam misi pembebasan itu.
Satgas melibatkan dua kapal fregat yakni KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355 dan KRI Yos Sudarso-353, satu kapal LPD KRI Banjarmasin-592 dan satu helikopter B0-105, “sea riders” dan LCVP. Personel yang dikerahkan terdiri atas pasukan khusus dari Kopassus, Korps Marinir dan Kopaska.
Kapal MV Sinar Kudus milik PT Samudra Indonesia (persero) dibajak perompak Somalia pada tanggal 16 Maret 2011 dan membawa 20 ABK. Kapal berbobot 8.911 ton itu membawa feronikel dari Pomalaa Sulawesi Tenggara dengan tujuan Belanda. Ketika dibajak, MV Sinar Kudus berada di Perairan Somalia tepatnya di sekitar 350 mil laut tenggara Oman.
Akhirnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membeberkan seputar operasi pembebasan sandera Kapal MV Sinar Kudus dari tangan perompak Somalia.
Presiden membantah bahwa pemerintah tidak bersikap tegas dalam menyikapi pembajakan itu. Bahkan menurut SBY, operasi penyerangan garis pantai telah disiapakan untuk membebaskan para sandera.
"Orang pada ribut, kita dianggap diam saja, mereka bilang mana harga diri kita. ini ini, mana itu. Padahal tidak mungkin saya mengatakan sudah berangkat seminggu yang lalu. kekuatan segini sekarang posisisnya disini, " ujar SBY dengan nada tinggi, saat menerima kedatangan Satgas Merah Putih pembebasan 20 ABK MV Sinar Kudus, di Markas Kolinlamil, Tanjung Priok Jakarta, Ahad (22/5).
Operasi khusus seperti itu, lanjut SBY, membutuh kecepatan dan serangan yang mendadak . Oleh karena itu jika seluruh informasi diobral maka itu seperti memberi tahu kepada musuh.
"Kita dikejar pers, pengamat, politisi, saya bilang jangan dibocorkan. Tidak mungkin operasi militer itu diberitahukan kapan waktunya, tempatnya itu, lautnya begini, kekuatann begini sama saja setor nyawa," kata SBY menegaskan.
Rapat pembebasan ABK MV Sinar Kudus dilakukan setelah adanya informasi pembajakan. Rapat dimulai tanggal 18 Maret dan kemudian berlanjut kepada pertemuan berikutnya. Setidaknya, menurut SBY ada lima kali rapat terbatas. Awalnya opsi militer itu hanya menerjunkan dua jenis Kapal Perusak, KRI Yos Sudarso 353 dan KRI Halim Perdana Kusuma 355. Seiring dengan pertimbangan keselamatan. pemerintah kemudian menambah kekuatan pasukan dengan jenis Kapal LPD, KRI Banjarmasin.
Sehingga secara keseluruhan selain kapal tersebut, juga terdapat Helikopter, tank, dan kapal Sea Raider. Termasuk didalamya Satuan khusus angkatan laut (Denjaka Marinir), satuan khusus angkatan darat (Kopasus) dan elemen khusus udara.
Sekedar catatan Satgas Merah Putih, terdiri atas, beberapa satuan. Pertama Satgas Merah Putih dibawah Laksamana Ahmad Taufiqoerachman berjumlah 480 personel terdiri atas para ABK dari dua KRI.
Pasukan terdiri dari Kopaska, Denjaka Korps Marinir, Sandi Yudha Kopasus, Kostrad dengan Alutistas dua KRI, satu helikopter BO-105 dan empat sea raider. Kemudian awak TNI AU dengan kru 16 personei dibawah pimpinan Kapten pilot Letkol Penerbangan Renard Siregar sebagai angkutan penerbangan Satgas Merah Putih.
Ketiga angkatan personel pasukan penguatan Satgas Merah Putih dibawah Mayjen Alfan Baharudin yang berjumlah 488 personel yang terdiri dari ABK dan Kopaska dengan alutista KRI Banjarmasin, satu helikopter, tujuh Sea Raider, dan beberapa alat tempur lain. Kemudian terakhir Satgas Intel gabungan sebanyak 15 orang.
Pimpinan Satgas, Laksamana Ahmad Taufiqoerachman mengatakan dalam perjalanannya , Kapal Sinar Kudus hendak dibajak kembali oleh para perompak. Namun anggota TNI yang berada disana semuanya telah sigap. Sehingga para perompak berhasil dilumpuhkan.
"Ada tiga orang kita tembak, dan satu tenggalam. Satu diantaranya menggunakan baju Mualim kapal sinar kudus. Kita simpulkan mereka adalah perompak sinar kudus,"jelasnya.
Tidak hanya itu, setelah kapal bertolak dari Oman, pasukan TNI juga berhasil menyelamatkan satu kapal tangker milik Uni Emirat Arab. "Kita mendengar teriakan dan kita langsung menuju lokasi untuk menyelamatkan kapal tersebut," jelasnya.
MV Sinar Kudus telah lepas dari tangan perompak Somalia setelah tebusan miliaran rupiah dibayarkan. TNI yang memantau pembebasan itu menghabisi 4 perompak Somalia saat kapal kargo itu telah memasuki perairan internasional.
☠ Kronologi
Berikut kronologi pembebasan MV Sinar Kudus yang disampaikan oleh Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono dalam jumpa pers di Puspen Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (2/5/2011).
Tanggal 16 Maret 2011
MV Sinar Kudus dibajak. Selanjutnya digunakan sebagai kapal induk pembajak untuk beroperasi ke utara sampai Teluk Oman.
Tanggal 17 Maret
Presiden SBY menerima laporan soal pembajakan MV Sinar Kudus.
Tanggal 18 Maret
Pukul 11.00 WIB
Presiden memberikan perintah langsung operasi pembebasan terhadap ABK MV Sinar Kudus.
Pukul 14.00 WIB
Rapat khusus Kemenko Polhukam untuk membahas alternatif pembebasan. Hasilnya yakni negosiasi terus dijalankan dan operasi militer disiapkan.
Pukul 19.00 WIB,
Diputuskan untuk bertindak :
Pertama, membebaskan kapal dengan operasi khusus bila kapal Sinar Kudus di tengah laut.
Kedua, menyiapkan rencana cadangan bila kapal telah turun jangkar di wilayah Somalia dengan mempelajari perkembangan.
Tiga, mengirimkan 2 kapal fregat dan pasukan khusus.
Tanggal 19 Maret
Panglima TNI menerima persetujuan dari Presiden tentang kekuatan yang akan dilibatkan yakni terdiri dari 2 kapal fregat, 1 helikopter, pasukan khusus dari marinir, Kopassus, dan Kopaska.
Tanggal 20 Maret
Penyiapan kapal dan pasukan.
Tanggal 21 Maret
Paparan rencana operasi dan menerima keputusan Presiden.
2 fregat dan heli diberangkatkan dari Jakarta.
Pasukan khusus dari Jakarta menggunakan pesawat TNI AU dan bergabung dengan kapal di Colombo.
Komando dari keputusan 'go' atau 'no go' dari Presiden.
Pembebasan dilakukan saat kapal sedang berlayar.
Tanggal 23 Maret
Pukul 18.00 WIB
2 fregat dan helikopter berangkat dari Jakarta.
Tanggal 29 Maret
2 Kapal KRI tiba di Colombo, pasukan khusus yang datang dengan pesawat bergabung ke kapal KRI dan bekal ulang logistik. Konon kedatangan ke Colombo bocor karena media di luar negeri memberitakan kedatangan pasukan Indonesia di dunia maya.
KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355 tiba di pelabuhan Colombo, Sri Lanka disambut perwira AL Sri Lanka. Kedua frigate dikirm ke Laut Arab untuk membebaskan awak kapal MV Kudus yang disandera perompak Somalia. (Foto: Sri Lanka Navy)
KRI Yos Sudarso saat singgah di pelabuhan Colombo, Sri Lanka. (Foto: Sri Lanka Navy)
Tanggal 30 Maret
2 fregat berangkat dari Colombo ke Somalia. Informasi terakhir yang diterima kala itu, MV Sinar Kudus telah turun jangkar di perairan Somalia. Namun ada kemungkinan masih digunakan sebagai kapal induk.
Tanggal 4 April
Pasukan Gugus Tugas tiba di Somalia dan pengumpulan data dan rencana cadangan yakni :
Pertama, hasil deteksi dari helikopter yang diterbangkan dilaporkan ada 8 kapal negara lain yang dibajak.
Kedua, belum ada negara lain yang membebaskan sandera saat saat kapal telah turun jangkar.
Ketiga, pada umumnya ABK yang disandera sering dipindah dan jumlahnya di kapal tidak lengkap.
Keempat, setiap kapal yang dibajak dijaga pasukan keamanan.
Kelima, ada 15-20 kelompok perompak yang terorganisir. Yang setiap kelompoknya terdiri dari 30 anggota.
Keenam, kapal-kapal di turun jangkarnya di kota yang mayoritas perompak. Tidak ada akses langsung untuk melaporkan perkembangan setiap saat.
Tanggal 6 April
Satgas ke Pelabuhan Oman, Salalah, untuk bekal ulang logistik.
Tanggal 12 April
Antisipasi Sinar Kudus keluar dari perairan Somalia.
Tanggl 13 April
Negosiasi mendapatkan titik terang yakni penindakan disesuaikan dengan tebusan. Harus dipastikan mendapat jaminan keselamatan ABK. Kemudian pada saat pelepasan akan dilaksanakan tindakan militer terhadap perompak.
Tanggal 18 April
Rapat terbatas di Bogor untuk menyelamatkan sandera lalu pengejaran terhadap perompak yakni dengan operasi militer. Selain itu aksi serentak dengan kekuatan 1 LPD, 1 heli, Kopassus, Kostrad, Marinir serta pelibatan Sandi Yudha pimpinan Dankormar.
Tanggal 21 April
Penambahan kekuatan diberangkatkan dari Surabaya ke Jakarta menuju Somalia.
Tanggal 27 April
Presiden mencermati kebijakan dan permintaan bebaskan dan selamatkan ABK, laksanakan aksi militer terhadap elemen perompak, mengawal MV Sinar Kudus sampai ke Oman.
Tanggal 28 April
Rencana pengantaran uang tebusan dibatalkan karena ada pimpinan perompak menaikkan jumlah yang disepakati.
Tanggal 30 April
Pengantaran uang tebusan menggunakan pesawat dispanser. Tebusan dibawa ke MV Sinar Kudus untuk dicek asli atau tidak. Lalu dibagi ke perompak, investor, tokoh informal 10 persen, dan penjaga 10 persen. Perhitungan dilakukan di kapal hingga malam.
Tanggal 1 Mei
Paginya, perompak turun dari MV Sinar Kudus. Setelah tidak ada lagi perompak, baru dilakukan aksi tindakan militer pengamanan untuk melakukan pengejaran perompak. Karena perompak tahu tindakan itu, perompak ikut menyerang. Akhirnya terjadi baku tembak.
Terjadi kontak tembak, setelah Satgas Merah Putih melakukan operasi militer pembebasan kapal MV Sinar Kudus. 4 Perompak terkena tembakan dan jatuh ke laut. Tidak ditemukan mayatnya di laut. Hanya speedboatnya yang berhasil ditemukan dan dibawa ke Indonesia.
Tiga sea rider yang membawa Satgas Merah Putih Penanggulangan Teror TNI menyergap perahu milik perompak Somalia. (Foto: ANTARA/Dok. Kormar/Spt/11)
speedboat perompak dibawa pulang
Setelah itu, TNI mengecek keamaan MV Sinar Kudus dan sterilisasi perompak dan bahan peledak. Setelah diketahui aman, kapal dibawa ke Oman dikawal dengan 2 fregat.
Kapal MV Sinar Kudus dikawal 2 KRI menuju Indonesia
Tanggal 4 Mei
Satgas, kapal LPD (Landing Platform Deck), dan pihak militer lainnya melakukan konsolidasi di Oman.
Dengan adanya kejadian ini, lanjut Agus, setiap kapal yang melintasi daerah rawan, akan dikawal 2 fregat. Untuk pembebasan MV Sinar Kudus ini, opsi nego dan operasi militer sudah direncanakan sehingga penyelamatan bisa dilakukan sebaik-baiknya.
"Kami berterima kasih kepada para prajurit karena semua kegiatan sudah kita laksanakan sesuai tahapan-tahapan," ungkapnya.
Satgas Merah Putih merapat dengan LCVP dari LPD Banjarmasin ke Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta setelah sebulan bertugas di perairan Somalia
Tanggal 23 Mei 2011
SATUAN Tugas Pembebasan MV Sinar Kudus yang telah disandera perompak Somalia selama hampir satu bulan lebih, kembali ke Indonesia. Satgas dengan sandi Merah Putih ini diterima langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Tanjung Priok Jakarta, Minggu (22/5).
Upacara penyambutan diawali dengan kehadiran dua “sea riders” yang memiliki kapasitas 15 personel. Dilanjutkan dengan LCVP kendaraan air untuk mendukung penurunan personel yang mendukung operasi pembebasan. Kemudian dihadirkan tiga kapal perang Indonesia yang terlibat dalam operasi pembebasan MV Sinar Kudus KRI Yos Sudarso, KRI Abdul Halim Perdanakusuma dan KRI Banjarmasin.
SBY yang didampingi Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dan tiga kepala staf angkatan serta beberapa menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, menyatakan bangga atas keberhasilan Satgas Merah Putih dan Duta Samudra I/2011 dalam membebaskan kapal niaga MV Sinar Kudus dari tangan perompak Somalia.
“Atas nama negara, atas nama pemerintah dan atas nama pribadi saya ucapkan terima kasih dan penghargaan pada para prajurit, baik perwira, bintara maupun tamtama yang telah berhasil mengemban tugas negara yang penuh risiko dan ketidakpastian,” kata SBY.
SBY juga mengatakan telah melihat video proses pembebasan yang dilakukan Satgas Merah Putih dan Satgas Duta Samudra I/2011 yang memperlihatkan proses pembebasan memiliki tingkat risiko yang tinggi, baik karena faktor cuaca dan medan operasi.
“Saya juga menyaksikan melalui video, bagaimana seorang Kolonel atau Letkol terjun langsung menggunakan `sea riders` untuk mendukung proses pembebasan kapal Sinar Kudus, yang seharusnya cukup dilakukan oleh seorang Sersan,” kata Presiden bangga, sambil meminta perwira dimaksud untuk memperlihatkan diri.
Presiden mengungkapkan, sejak kali pertama mendengar kabar MV Sinar Kudus dibajak, dirinya langsung melakukan langkah-langkah penyelamatan.
“Tidak kurang dari lima kali rapat kabinet membahas beberapa opsi yang dapat dilakukan untuk pembebasan kapal dan 20 ABK dengan selamat,” katanya.
Presiden mengemukakan, untuk membebaskan kapal Sinar Kudus yang disandera perompak Somalia selama hampir 46 hari, Pemerintah menetapkan tiga opsi yakni menyelamatkan 20 ABK, pembebasan kapal dan setelah ABK serta kapal berhasil diselamatkan maka dilakukan penindakan terhadap para perompak.
“Semua proses itu saya saksikan melalui video. Jadikan semua itu pelajaran, baik dari segi operasi logistik, proyeksi kekuatan, operasi intelijen, diplomasi dan pola satuan tugas. Sekali lagi saya bangga,” tutur SBY.
SBY juga mengaku terpaksa menahan diri bicara selama dua bulan, untuk mendukung keberhasilan operasi pembebasan kapal MV Sinar Kudus yang disandera perompak Somalia selama hampir 46 hari. SBY mengaku tak perduli dengan banyak komentar, banyak kritik, banyak ulasan dirinya yang memilih diam saat itu.
“Sekali lagi, operasi khusus seperti itu memerlukan kerahasiaan, memerlukan keamanan, pelaksanaanya memerlukan kecepatan, dan juga pendadakan.
Oleh karena itu, kalau kita obral apa yang akan dan sedang kita lakukan, maka sama saja kita memberi tahu musuh, lawan, untuk setiap saat bisa menggagalkan operasi kita dan bisa menghancurkan satuan kita sendiri,” kata SBY, lagi.
SBY juga mengungkapkan, Satgas dibekali dengan persenjataan lengkap untuk melangsungkan operasi militer. Hanya, takdir menggariskan lain. Pemilik kapal memilih membayar tebusan.
Ketika dibajak, MV Sinar Kudus berada di Perairan Somalia tepatnya di sekitar 350 mil laut tenggara Oman. Kapal MV Sinar Kudus dibebaskan dengan membayar tebusan disertai operasi militer bersandikan “Merah Putih” pimpinan Kolonel Laut (P) M. Taufiqurochman. Atas keberhasilannya membebaskan seluruh ABK, Kolonel Laut Pelaut Ahmad Taufiquerachman diberikan kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi menjadi Laksamana Pertama TNI.
Presiden juga memberikan tanda jasa Santi Dharma masing-masing kepada Letkol Infanteri Sabri Danyton Ban Sat 801 Gultor, Kolonel Marinir Suhartono, Danden Jaka dan Letkol Penerbang Ronald R Siregar pilot Boeing 474 400 yang bertugas dalam misi pembebasan itu.
Satgas melibatkan dua kapal fregat yakni KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355 dan KRI Yos Sudarso-353, satu kapal LPD KRI Banjarmasin-592 dan satu helikopter B0-105, “sea riders” dan LCVP. Personel yang dikerahkan terdiri atas pasukan khusus dari Kopassus, Korps Marinir dan Kopaska.