Bahan baku utama adalah Bijih Besi (Iron Ore) atau pasir besi (Iron
Sand). Umumnya terdapat di alam Indonesia dengan kadar besi
(Fe) berkisar antara 35% - 40% berbentuk besi oksida hematite (Fe2O3) dan bercampur
dengan material ikutan seperti SiO2, Al2O3, CaO, MgO, TiO2, Cr2O3, NiO2, P, S
dan H2O.
Untuk meningkatkan kadar besi (Fe) hingga 60% - 65%
diperoleh melalui tahapan proses sebagai berikut:
1. Proses Penghancuran (Crushing);
Bahan baku dalam bentuk batuan atau pasir
dihancurkan sampai ukuran menjadi mesh 10. Dimaksudkan untuk memperbesar luas
permukaan dari material sehingga memudahkan untuk proses selanjutnya.
2. Proses Penghalusan (Grinding);
Dimaksudkan agar butiran halus Bijih Besi lebih
banyak lagi terpisah dengan kotoran atau mineral-mineral ikutan yang
tidak diinginkan. Proses ini sampai menghasilkan ukuran 120 mesh.
3. Proses Pemisahan (Magnetic
Separator);
Untuk memisahkan material logam dan non-logam dengan
pencucian menggunakan air dalam mesin silinder yang dilapisi magnet. Apabila
Bijih Besi tersebut banyak mengandung Hematit (Fe2O3) atau Magnetit (Fe3O4)
akan terpisah sempurna sehingga kemurnian dari oksida besi meningkat.
4. Proses Pemanggangan (Roasting);
Proses ini dilakukan pada material Bijih Besi yang
banyak mengandung bijih Hematit (Fe2O3) diubah menjadi Magnetit (Fe3O4) yang
mempunyai daya magnet lebih kuat sehingga terpisah antara material yang
non-magnet dan dihasilkan kadar Fe sampai 65%.
5.
Proses Kalsinasi (Rotary Dryer);
Proses ini
bertujuan untuk mengurangi kandungan air dalam material. Material diumpankan ke
silinder yang berputar dengan arah yang berlawanan (counter current)
dihembuskan gas panas dari Burner dengan temperature antara 200 – 300 derajat
celcius.
6. Proses Pembuatan Pellet (Pan Palletizer);
Sebelum material masuk kea lat ini, material Bijih Besi terlebih
dahulu dicampur dalam alat Mixer Agitator dengan komposisi tertentu kemudian
ditambahkan Batubara dan Bider Bentonit dengan tujuan agar konsentrat Besi
Oksida halus dapat merekat membentuk gumpalan-gumpalan (aglomerasi) yang
disebut pellet basah (Green Pallet) yang mempunyai kekuatan yang cukup kuat
untuk dapat dibawa ke proses selanjutnya, sedangkan Batubara fungsinya untuk
meningkatkan kadar besi dengan cara proses reduksi dari internal pada proses
selanjutnya.
Prinsip kerja dari alat ini adalah proses aglomerasi konsentrat bijih
besi yang telah bercampur Batubara dan Binder Bentonit dimasukkan secara terus
menerus ke dalam mesin pelletizing yang berbentuk setengah drum (bejana) yang
berputar dengan kecepatan dan sudut kemiringan tertentu sambil disemprotkan air
secara kontinyu.
Akibat perputaran ini terjadilah gaya sentrifugal yang menyebabkan
pertikel-partikel halus saling mendekat dan menekan satu sama lain sehingga
terbentuklah gumpalan-gumpalan pellet basah (Green Pallet) sampai ukuran
diameter 12 mm dan mempunyai kuat tekan 5 kg/pellet dan kuat jatuh 5 kali. Hal ini diperlukan
agar tidak mudah pecah selama proses handling atau transportasi ke proses
berikutnya.
7. Proses Reduksi (Rotary Kiln);
Proses ini
bertujuan untuk memurnikan kandungan Besi Oksida menjadi Besi Murni dengan cara
proses reduksi external dengan gas alam (gas CO) dan reduksi internal dari Batubara.
Dengan
temperature 1700 DC akibat dari proses ini material Oksida Besi akan terpisah
membentuk Besi Murni (Fe 92%) dan oksidanya membentuk gas CO2.
Prinsip kerjanya material berbentuk pallet diumpankan ke silinder yang
berputar dengan RPM dan sudut kemiringan tertentu kemudian dihembuskan gas
panas dari arah berlawanan (counter
current) kemudian dari titik-titik tertentu disemprotkan gas CO dari gas alam
sehingga akan terjadi proses reduksi internal maupun eksternal. Kemudian
material tersebut didinginkan dipendingin (Cooler) sampai temperature 60 DC dan
siap untuk dikemas atau dicurah.
Hasil yang keluar dari alat ini sudah merupakan produk Sponge Iron
yang berupa Pellet dengan kualitas sesuai produk standar ASTM, JIS, DIN dan mempunyai kekuatan
tekan 250 mpa dengan diameter 12 sampai 15 mm.
8. Produk Pig Iron;
Hasil pellet (Green Pallet) yang dihasilkan dari proses Pelletizer
dimasukkan dalam tungku (Blast Furnace) dimasukkan larutan Kapur, gas CO
sebagai zat pereduksi dengan temperature tertentu, kemudian akan mengalami
proses pelelehan (Melting) sehingga terpisah antara kandungan yang banyak
mengandung logam besi (Fe) dan akan terpisah karena perbedaan berat jenis dari
kotorannya (Slag), kemudian kandungan besinya akan masuk ke mesin Casting
(cetak) sesuai kebutuhan dengan kandungan besi (Fe) total 95% dalam produk jadi
Pig Iron.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan masukkan komentar anda. Terima kasih.